Jumat, 11 Juli 2025 | Pengadilan Tinggi Bangka Belitung

Dalam semangat kebersamaan dan persiapan menyambut perayaan Natal Oikumene Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025, Keuskupan Pangkalpinang mengadakan audiensi resmi bersama Ketua Pengadilan Tinggi  Bangka Belitung serta Persekutuan Krisma PT Babel, bertempat di Pengadilan Tinggi Bangka Belitung (11/07/2025).

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Bapak Pastur RD. Marcel Gabriel Pr yang didampingi oleh Bapak Gregorius Heri Eko Prasojo, S. S. B Th jabatan Pembimas Masyarakat Katolik dan Bapak Pdt. Agustiawan Silaban dari Gereja GSJA , dengan Ibu Dr. Artha Silalahi, S.H., M.H. selaku Ketua Pengadilan Tinggi Bangka Belitung serta  Persekutuan Kristen PT Bangka Belitung. Audiensi ini menjadi momen penting dalam membangun sinergi lintas gereja dan lembaga pelayanan umat Kristen dalam menyambut Natal Oikumene yang dijadwalkan pada Desember mendatang.

Dalam sambutannya, Pastur RD. Marcel Gabriel Pr menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan semangat kolaboratif dari  Persekutuan Krisma. “Perayaan Natal Oikumene adalah momen bersama umat Kristiani untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat dalam semangat persaudaraan dan persatuan. Saya berharap melalui audiensi ini, semua pihak dapat menyatukan visi dan misi demi terselenggaranya perayaan Natal yang berkesan dan bermakna bagi masyarakat Bangka Belitung,” ujarnya.

Ketua Pengadilan, Ibu Dr. Artha Theresia Silalahi, S.H., M.H., menegaskan pentingnya keterlibatan semua elemen gerejawi dalam perayaan tahun ini. “Kami berkomitmen untuk menjadikan Natal Oikumene 2025 sebagai momentum kebangkitan rohani dan solidaritas antar umat Kristen di Bangka Belitung. Kolaborasi dengan Keuskupan dan Persekutuan Krisma ini menjadi fondasi kuat untuk mencapai hal tersebut,” tuturnya.

Audiensi ditutup dengan doa bersama dan kebaktian singkat sebagai bentuk dukungan penuh terhadap suksesnya Natal Oikumene Provinsi Babel Tahun 2025. Seluruh peserta sepakat untuk menjadikan momen Natal mendatang bukan hanya sebagai perayaan spiritual, namun juga sebagai wujud nyata persatuan umat Kristiani di Bangka Belitung.